Teori Bunuh Diri

Menurut Durkheim bunuh diri terjadi menurut angka dimana kolektifitas dianggap lebih penting dari pribadi. Durkheim mengembangkan konsep masalah pokok sosioloi penting kemudian diujinya studi empiric. Durkheim dapat menghubungkan perilaku individu seperti bunuh diri dengan sebab-seab sosial berupa fakta-fakta sosial Terdiri dari:

1.      Egoistik, Muncul karena ikatan sosial pada individu  kurang

2.      Altruistik, Muncul karena ikatan integrasi yang terlampau kuat

3.      Fatalistik, Muncul karena aturan dalam masyarakat terlampau kuat

4.      Anomik, Muncul karena adanya kekaburan norma dalam masyarakat

Perilaku Bunuh Diri Emile Durkheim (seorang sosiolog Prancis), mengelompokkan bunuh diri menjadi 3 jenis:

a.       Altruistic suicide, yaitu bila individu merasa terikat pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia cenderung untuk bunuh diri karena identifikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok, sehingga ia merasa kelompok tersebut sangat mengharapkannya, misalnya harakiri di Jepang. Bunuh diri altruistik adalah menyatukan diri dengan nilai-nilai grupnya dan berintegrasi,di sini seseorang sangat tergantung dengan kelompoknya,maka apabila kelompoknya menuntutnya agar ia merelakan nyawanya demi suatu kenyakinan atau kepentingan bersama,ia akan cenderung menyesuaikan dengan tuntutan itu.Sebagai contoh seperti kebiasaan kuno di kalangan bangsa di India,dimana janda membiarkan dirinya di bakar bersama dengan jenazah suaminya,di katakan bahwa mereka malah menentang pihak yang mau mencegah terjadinya hal itu .ini contoh dari identifikasi diri secara menyeluruh dengan nilai-nilai kepercayaan dan kode kehormatan yang berlaku di dalam grupnya,kemudian orang yang mati sahid. Durkhem berpendapat bahwa semakin besar pengintegrasian seseorang dengan grupnya ,makin besar pula kecenderungannya kearah bunuh diri.

b.      Egoistic suicide, yaitu apabila individu tidak mampu berintegrasi dengan masyarakat karena masyarakat menjadikan individu itu seolah-olah tidak berkepribadian,sikap seseorang yang tidak berintegrasi dengan grupnya,yaitu keluarganya,kelompok rekan-rekan,kumpulan agama dan sebagainya.Hidupnya tidak terbuka kepada orang lain.ia terutama  memikirkan dan mengusahakan kebutuhannya sendiri,sedangkan tidak memperhatikan kebutuhan orang lain atau masyarakat ,ia tidak mempunyai tujuan dalam hidup selain kepentingannya sendiri.Apabila orang itu mengalami krisis,ia tidak akan menerima bantuan moral dari grupnya ,sebab ia sendiri ,tanpa relasi ,berada di luar grupnya .keadaan ini yang di sebabkan egoisme yang berlebihan, dapat mengakibatkan yang bersangkutan membunuh diri.Kita melihat bahwa waktu revolusi atau perang angka kasus bunuh diri menurun,hal ini disebabkan karena waktu itu solidaritas,kekompakan grup,dan integrasi anggotanya bertambah besar,contoh lain misalnya  orang yang kesepian, tidak menikah dan pengangguran angka bunuh diri lebih banyak daripada orang yang sudah kawin..

c.   Anomic suicide, yaitu  kekaburan norma,tanpa norma dimana orang yang bersangkutan kehilangan cita-cita,tujuan,dan norma dalam hidupnya.apabila terdapat gangguan keseimbangan integrasi antara individu dengan masyarakat, sehingga individu mengalami krisis identitas, misalnya orang kaya yang mengalami kebangkrutan dalam usahanya.

Anomi (kekaburan norma atau tanpa norma) adalah keadaan moral ,dimana orang yang bersangkutan kehilangan cita-cita,tujuan daan norma dalam hidupnya.Nilai-nilai yang semula memberi motivasi dan arah kepada perilakunya ,tidak berpengaruh lagi.berbagai kejadian dapat menyebabkan keadaan itu,sehingga dapat menyebabkan perubahan radikal.keadaan anomi dapat melanda masyarakat pada terjadinya perubahan sosial yang terlalu cepat,dimana nilai-nilai baru yang muncul belum siap di terapkan hal ini sedikit banyak berpengaruh pada nilai-nilai lama yang kemudian mulai memudar dan tergeser dianggap tidak begitu penting lagi.akibat gejala anomi ini seperti kriminalitas dan kenakalan remaja.

  BEBERAPA KASUS AKSI BUNUH DIRI

Tanggal 30 Nopember 2009 telah terjadi dua peristiwa yang sangat tragis, dua orang yang diduga pasangan sama-sama melakukan aksi bunuh diri di tempat yang berbeda. Ciri-ciri korban yang bunuh diri di Grand Indonesia adalah berjenis kelamin wanita dan memakai kaus kuning dan celana panjang. Sedangkan ciri-ciri korban yang bunuh diri di mal Senayan City adalah berjenis kelamin laki-laki dan memakai kemeja agak ketat. Sang wanita melakukan aksi bunuh dirinya dari lantai 5 ke lantai Upper Ground (UG) Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta sekitar pukul 16.15 WIB. Sementara sang pria melakukan aksi bunuh dirinya dengan cara melompat dari lantai 5 mal Senayan City, Jakarta sekitar pukul 20:20 WIB. Nama perempuan atau wanita yang bunuh diri di Grand Indonesia (GI) diketahui adalah Ice Juniar yang berusia 24 tahun. Ice Juniar adalah wagra Jl Jendral Sudirman, Palembang, Sumatera Selatan yang datang ke Jakarta dengan tujuan untuk berobat. Sedangkan nama pria atau laki-laki yang bunuh diri di Mal Senayan City (Sency) diketahui adalah Reno dan berumur sekitar 25 tahun. Reno adalah warga Patal Senayan, Jakarta.

Saat terjatuh dari lantai 5 mal Senayan City, sebenarnya kondisi Reno masih hidup. Namun saat Reno dibawa ke rumah sakit, ia sudah tidak bisa bertahan lagi dan akhirnya meninggal. Sedangkan kondisi Ice Juniar dikabarkan langsung tewas sesaat setelah ia loncat dari lantai 5 Grand Indonesia.

Menurut kabar yang beredar, kedua korban yang sama-sama loncat dari lantai 5 Grand Indonesia dan Senayan City ini adalah pasangan alias berpacaran. Ice dan Reno dikabarkan berpacaran dan ingin membuktikan cinta sejati mereka akan mereka bawa sampai mati dengan cara sama-sama melakukan aksi bunuh diri di dua tempat yang berbeda. Ice melakukan aksi bunuh dirinya di Grand Indonesia sedangkan Reno menyusul dengan aksi bunuh dirinya di Senayan City. Tetapi kabar ini belum bisa dipastikan kebenarannya. Namun seandainya mereka adalah pasangan, apakah ini jalan terakhir dan terbaik yang harus ditempuh?. Karena apapun masalahnya, bunuh diri bukanlah keputusan terbaik yang harus dilakukan.

Gadis 12 Tahun Nekad Bunuh Diri Karena Patah Hati Motif bunuh diri Yani Setiani (12), gadis muda yang terjun bebas dari lantai 11 Apartemen Gading River View, City Home, Tower 5, Kelapa Gading, Jakarta Utara, kemarin petang, 14 Desember 2009 dipastikan akibat patah hati. Yani diketahui memiliki hubungan asmara jarak jauh dengan seorang lelaki. Namun hubungan itu kandas setelah Yani mengetahui sang kekasih telah beranak istri. Fakta itu terungkap melalui barang bukti rekaman pembicaraan korban dengan pacarnya yang berhasil disita polisi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban sebelum melompat sempat dipergoki oleh ibu asuhnya SF. Saat itu korban sempat mengancam dengan pisau dapur. Karena takut, SF lantas melapor ke petugas keamanan setempat dan saat itulah korban nekat melompat. Tubuh korban sempat membentur atap sebelum terhempas ke tanah pinggir kolam. Polisi memiliki barang bukti pembicaraan antara korban dan pacarnya. Rekaman itu berisi pembicaraan keributan soal hubungan mereka. Meski diketahui korban sudah berhubungan jauh, namun kondisinya tidak ditegaskan sampai hamil.
Sebelum mengakhiri hidupnya dengan cara meloncat apartemen Gading River View, City Home, Tower 5, Kelapa Gading, Jakarta Utara, kemarin petang, Yani Setiani (12) diketahui menderita depresi. Hal itu dipicu lantaran Yani mengetahui kekasihnya telah memiliki anak dan istri. Akibat tekanan itu pula Yani, menurut penuturan saksi mata, sering kerasukan. Pengakuan dari saksi mata ini lantas dibenarkan Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara Kompol Adex Yudhiswan di Jakarta, Selasa (15/12/2009).

VIVAnews —  Senin, 30 November 2009 lalu, dua Mal di Ibu Kota Jakarta di gegerkan jatuhnya seorang perempuan, Ice Juniar yang jatuh dari lantai lima Grand Indonesia, dan Reno, pria berusia 25 tahun yang tewas di Senayan City, Jakarta.

Nampaknya, dua mal tersebut menjadi tempat terfavorit bagi kaum muda untuk mengakhiri hidupnya. Bahkan, bila melihat dari data-data sebelumnya, hampir sebagai anak remaja yang melakukan aksi bunuh diri dengan cara melompat dari gedung tinggi, seperti dimal.

Berdasarkan data yang dihimpun VIVAnews, pada 21 Januari 2009, seorang pemuda bernama Jamaludin nekad mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 6 gedung Kantor Walikota Jakarta Utara.

Selang satu bulan kemudian, pada 12 Februari 2009, pemuda bernama Jimy Martin juga nekad melemparkan tubuhnya dari lantai 6 Toko Elizabeth Bandung, dengan cara loncat, hingga tewas.

Masih pada tahun yang sama, seorang pemuda bernama Samuel Ibnu Utomo, 29 tahun, melompat dari lantai 5 Mal Slipi Jaya, Jakarta Barat, Kamis, 13 Agustus 2009. Namun, nyawanya masih tertolong dan dia pun selamat.

Sementara pada tahun 2008, percobaan bunuh diri dialami seorang wanita bernama Nova Mirawati, 24 tahun, mahasiswa Psikologi UI terjun dari lantai 7 Pusat Grosir Cililitan (PGC) Kramat Jati Jakarta Timur, Rabu 17Desember 2008.

Padahal, sebelumnya, 15 Desember 2008, kejadian serupa di alami Hendrawan Winata, mahasiswa Yayasan Administrasi Indonesia yang tewas setelah terjun dari lantai 6 kampus Unika Atmajaya.

Bahkan di Medan, Sumatera Utara, seorang wanita nekad melompat dari sebuah mal di Medan dengan ketinggian enam lantai. Meski sempat melompat, wanita itu berhasil diselamatkan dengan cara di jaring dari bawah. Padahal sebelumnya, di Sun Plaza Medan, seorang wanita tewas setelah melompat dari ketinggian lima lantai.

Kasus bunuh diri sebagian besar menimpa golongan dewasa, dan tak sedikit yang menimpa remaja. Sebagian besar dari orang-orang yang bunuh diri berlatar belakang adanya masalah  yang tidak bisa di selesaikan,menyerah dengan keadaan karena tidak mempunya semangat untuk kembali bangkit seperti putus cinta,di berhentikan dari pekerjaan PHK , tuntutan ekonomi, Penyakit yang tidak kunjung sembuh .akibatnya terjadilah  stres, rasa putus asa, dan frustrasi. Stres, frustrasi dan putus asa yang berkepanjangan menyebabkan individu tidak memiliki gairah hidup lagi. Kedekatan dengan keluarga maupun masyarakat menjadi hilang, dan beban menjadi tanggungan sendiri. Ketika mencapai puncaknya, maka muncul dorongan untuk mengakhiri hidup. Harapan yang mengiringi tindakan ini umumnya adalah supaya beban diri hilang.

Bunuh diri tampaknya telah menjadi bagian tingkah laku manusia sejak zaman prasejarah. Di negara tergolong maju seperti AS, bunuh diri ditemukan di berbagai kalangan sosial ekonomi, namun paling dominan dari kalangan atas. Pria melakukan bunuh diri karena kebanyakan tidak mengharapkan hidup lagi. Pada wanita kesempatan hidup masih terbuka. Karena itu wanita selalu memilih cara untuk memberi peluang menyelamatkan dirinya sendiri, atau diselamatkan orang lain. Maka keberhasilan pria bunuh diri tiga kali lebih banyak dibandingkan wanita.

Sarana bunuh diri di Indonesia mungkin sangat sederhana, namun sangat berhasil. Cukup melilitkan tali di leher atau dengan minum cairan pembunuh serangga dan menerjunkan diri dari lantai gedung bertingkat  Sangat jarang terdapat kasus bunuh diri dengan menggunakan senjata api jenis pistol, racun, dan menghirup gas yang mengandung karbon monoksida. Dengan alasan apa pun dan di agama mana pun, bunuh diri dipandang dosa besar dan mengingkari kekuasaan Tuhan. Untungnya, kasus bunuh diri di Indonesia relatif rendah disbanding Negara-negara lain.

Tekanan ekonomi, konflik rumah tangga, sakit, perasaan diasingkan lingkungan menjadi penyebab utama bunuh diri. Peran serta tokoh agama sangat penting untuk memberikan siraman rohani agar masyarakat tidak stres. Karena bunuh diri sangat bertentangan dengan ajaran agama apa pun. Agama manapun tidak membenarkan umatnya mati sia-sia.

 Bunuh diri merupakan masalah yang kompleks karena dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kadaan psikologis seseorang dan keadaan atau hubungan dalam keluarga. Keyakinan diri yang merosot, kesedihan, penyalahan diri dan rintangan yang tidak dapat diatasi sering menyebabkan pikiran untuk bunuh diri.

Masyarakat dan pemerintah punya tanggung jawab yang sama besar karena hilangnya semangat hidup adalah kerugian besar hilangnya SDM penerus pembangunan bangsa. Keterlibatan akademisi, praktisi seperti psikolog dan dokter, aparat birokrasi dan pemerintah serta masyarakat adalah keharusan untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini.

Tinggalkan komentar